Untuk Sebuah Pengabdian
Menerima tawaran
menduduki posisi Manajer Koperasi Sumber Kasih Tangeb bagi pria bernama lengkap I Gusti Ngurah Rai
Gregorius ini sesungguhnya adalah sebuah pengorbanan. Sebab ia harus membagi
waktu dengan profesi yang digelutinya selama ini sebagai guide profesional di
Tour East Indonesia.
Namun setelah berpikir
matang terhadap tawaran untuk duduk di posisi Manajer Koperasi Kredit Sumber Kasih Tangeb,
pria kelahiran Badung 22 November 1970 dari pasangan I Gusti Putu Kasna dan Jro Jempiring memutuskan untuk menerima. Bukan karena gaji yang
mendorongnya menerima tawaran sebab kalau soal uang
menjadi guide profesional jauh
lebih menjanjikan.”Saya menerima tawaran
pertama-tama karena saya ingin mengabdi
dan benar-benar bekerja untuk melayani masyarakat”, ujar suami dari Gusti Ayu Susanti Dewi ini.
Ayah dari Adinda
(SMA Kelas XI), Ary (SMP Kelas VII) dan
Satria (3 tahun) ini mengaku
mengemban tugas sebagai Manajer
Kopdit Sumber Kasih Tangeb adalah
pilihan profesi ketiga kali dalam hidupnya. Pertama, selepas dari FKIP Saraswati Denpasar tahun 1990 ia mengabdikan diri sebagai guru SDK St. Thomas Aquinas
sampai 1995. Kedua,dari 1995 sampai sekarang ia banting stir menekuni profesi sebagai
guide di Tour East
Indonesia.”Meskipun saya kini mengemban tugas sebagai manajer di koperasi ini tetapi kalau ada kesempatan saya
masih menjalankan profesi saya
sebagai guide di Tour East”, ujar alumni
SD Negeri 4 Kapal ini.
Menurut alumni SPG
Saraswati (Kini SMA Saraswati) ini, pilihan sebagai Manajer Kopdit Sumber Kasih Tangeb dimungkinkan karena adanya dukungan dan motivasi dari
Pengurus dan Pengawas. Demikian juga
para anggota banyak yang meminta dirinya
untuk mengelola koperasi yang
dirintis oleh umat katolik dan kemudian terbuka untuk umum ini agar
lebih profesional, makin dikenal dan makin berdayaguna bagi perekonomian masyarakat.”Saya mendapat dukungan dari Pengurus dan saya yakin bisa membangun kerjasama yang
solid. Saya ingin membuat koperasi ini
semakin dikenal masyarakat”, ujarnya.
Sesuai dengan visi
Kopdit Sumber Kasih Tangeb yakni Lembaga
keuangan yang aman, sehat, kuat, mandiri, berdaya pikat, berdaya guna dan
terbaik di Provinsi Bali tahun 2025, pria yang akrab disapa Pak Rai ini berobsesi untuk menghantar Kopdit Sumber Kasih Tangeb mewujudkan
visi besar tersebut. Dirinya yakin
Visi dan Misi hingga tahun 2025 serta Renstra hingga tahun 2017 bisa tercapai. Saat ini Kopdit Sumber Kasih Tangeb telah memiliki anggota
di Kantor Pusat 2.256 orang, TP
Mambal 39 orang dan TP Bajera Tabanan
345 orang. Jadi jumlah anggota kini 2.640 orang.”Program paling mendesak adalah membuka TP di Seririt
Buleleng, Kediri Tabanan dan Nusa Dua”, ujarnya.
Dikatakannya,
sesuai Renstra tahun 2017 Kopdit
Sumber Kasih Tangeb harus sudah memiliki 7.307 anggota, simpanan saham Rp 11 miliar,
simpanan non saham Rp 57,5 miliar, pinjaman beredar Rp 62,7 miliar dan dana cadangan Rp 5,2
miliar. Untuk mencapai amanat Renstra
ini, menurut Rai sangat ditentukan oleh
sumber daya manusia. Untuk itu upaya
peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan terus dilakukan. Misalnya Diklat Manajemen bagi para karyawan dan motivasi
bagi para kolektor. “Para kolektor itu ujung tombak dari koperasi,
karena itu mereka harus terus mendapatkan
semangat baru melalui motivasi positif”,
ujar pria yang juga aktif di Dewan Pastoral Paroki Tangeb ini.

Hal-hal lain yang juga dilakukan untuk membangun kualitas
dan karakter karyawan adalah
dengan menjalankan program Jumat
English Day. Setiap hari jumat
seluruh karyawan diwajibkan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Hal ini dilakukan karena
Kopdit Sumber Kasih Tangeb sering
mendapat kunjungan dari aktivis koperasi internasional. Untuk membangun
karakter cinta budaya dan kerukunan,
setiap purnama para karyawan diwajibkan untuk berpakaian adat Bali. Selain
itu agar tidak tertinggal dari teknologi
informasi, Kopdit Sumber Kasih Tangeb akan memberlakukan pelayanan
online dengan memanfaatkan
IT Sikopdit.
Tentang pembatalan
UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Ngurah Rai Gregorius mengatakan
sangat setuju atas pembatalan
undang-undang tersebut karena memang bertentangan dengan amanat UUD 1945.
Namun ia mengharapkan agar para pembuat
undang-undang lebih cerdas lagi sehingga tidak cenderung menghamburkan dana miliaran rupiah untuk sebuah
undang-undang tetapi hasilnya juga tanpa hasil. Dan tentang pemerintahan
baru 2014-2019, ia berharap siapapun yang menang di Pilpres harus menjadi presiden yang pro pada ekonomi kerakyatan.”Kita doakan,
siapapun jadi presiden, ia harus mampu menjadikan koperasi sebagai sokoguru
perekonomian nasional”, ujarnya menutup percakapan dengan mentik.***agus g thuru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar