Rabu, 28 Januari 2015

· I Gusti Ngurah Rai Gregorius,S.Pd



Untuk Sebuah Pengabdian
 Menerima  tawaran menduduki posisi Manajer Koperasi Sumber Kasih Tangeb  bagi pria bernama lengkap I Gusti Ngurah Rai Gregorius  ini sesungguhnya adalah  sebuah pengorbanan. Sebab ia harus membagi waktu dengan profesi yang digelutinya selama ini sebagai guide profesional di Tour East Indonesia.

Namun setelah berpikir  matang terhadap tawaran untuk duduk di posisi  Manajer Koperasi Kredit Sumber Kasih Tangeb, pria kelahiran  Badung  22 November 1970 dari pasangan  I Gusti Putu Kasna dan Jro Jempiring  memutuskan untuk menerima. Bukan karena  gaji  yang mendorongnya  menerima tawaran  sebab kalau soal  uang  menjadi guide  profesional jauh lebih menjanjikan.”Saya menerima  tawaran pertama-tama karena  saya ingin mengabdi dan benar-benar  bekerja  untuk melayani  masyarakat”, ujar suami dari  Gusti Ayu Susanti Dewi ini.

Ayah dari  Adinda (SMA Kelas XI), Ary (SMP Kelas VII) dan  Satria (3 tahun) ini mengaku  mengemban tugas sebagai Manajer  Kopdit Sumber Kasih Tangeb  adalah pilihan profesi ketiga kali dalam hidupnya. Pertama, selepas  dari FKIP Saraswati Denpasar tahun 1990  ia mengabdikan diri  sebagai guru SDK St. Thomas Aquinas sampai  1995. Kedua,dari 1995  sampai sekarang  ia banting stir menekuni profesi sebagai guide  di Tour East Indonesia.”Meskipun  saya  kini mengemban tugas  sebagai manajer  di koperasi ini  tetapi kalau ada kesempatan  saya  masih  menjalankan profesi saya sebagai guide di Tour East”, ujar  alumni SD Negeri 4 Kapal  ini.

Menurut  alumni SPG Saraswati (Kini SMA Saraswati)  ini, pilihan  sebagai Manajer  Kopdit Sumber Kasih Tangeb dimungkinkan  karena adanya dukungan dan motivasi dari Pengurus dan Pengawas. Demikian juga  para anggota banyak yang meminta dirinya  untuk mengelola  koperasi  yang  dirintis oleh umat katolik dan kemudian terbuka untuk umum ini agar lebih profesional, makin dikenal dan makin berdayaguna bagi perekonomian  masyarakat.”Saya  mendapat dukungan dari Pengurus  dan saya yakin bisa membangun kerjasama yang solid. Saya ingin  membuat koperasi ini semakin dikenal masyarakat”, ujarnya.

Sesuai dengan  visi Kopdit Sumber Kasih Tangeb  yakni Lembaga keuangan yang aman, sehat, kuat, mandiri, berdaya pikat, berdaya guna dan terbaik di Provinsi Bali tahun 2025, pria yang akrab disapa Pak Rai  ini berobsesi untuk menghantar  Kopdit Sumber Kasih Tangeb  mewujudkan  visi besar tersebut. Dirinya yakin  Visi dan Misi hingga tahun 2025 serta Renstra  hingga tahun 2017  bisa tercapai. Saat ini  Kopdit Sumber Kasih Tangeb  telah memiliki  anggota  di Kantor Pusat  2.256 orang, TP Mambal 39 orang dan TP Bajera Tabanan  345  orang. Jadi  jumlah anggota kini 2.640 orang.”Program  paling mendesak  adalah membuka TP di  Seririt  Buleleng, Kediri Tabanan dan Nusa Dua”, ujarnya.

Dikatakannya,  sesuai Renstra tahun 2017  Kopdit Sumber Kasih Tangeb harus  sudah  memiliki 7.307  anggota, simpanan saham Rp 11 miliar, simpanan non saham Rp 57,5 miliar, pinjaman beredar  Rp 62,7 miliar dan dana cadangan Rp 5,2 miliar. Untuk mencapai  amanat Renstra ini, menurut Rai   sangat ditentukan oleh sumber daya manusia. Untuk itu  upaya peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan terus dilakukan. Misalnya  Diklat Manajemen bagi para karyawan  dan motivasi  bagi para kolektor. “Para kolektor itu ujung tombak dari koperasi, karena itu mereka harus terus mendapatkan  semangat baru melalui  motivasi positif”, ujar pria yang  juga aktif  di Dewan Pastoral Paroki Tangeb ini.

Hal-hal lain yang juga dilakukan untuk membangun kualitas dan karakter  karyawan  adalah  dengan  menjalankan program Jumat English Day. Setiap hari jumat  seluruh  karyawan  diwajibkan untuk berkomunikasi dalam  bahasa Inggris. Hal ini dilakukan  karena  Kopdit Sumber Kasih Tangeb  sering mendapat kunjungan dari aktivis koperasi internasional. Untuk membangun karakter  cinta budaya dan kerukunan, setiap purnama  para karyawan  diwajibkan untuk berpakaian adat Bali. Selain itu agar  tidak tertinggal dari teknologi informasi, Kopdit Sumber Kasih Tangeb akan memberlakukan  pelayanan  online dengan memanfaatkan  IT  Sikopdit.

Tentang  pembatalan UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Ngurah Rai Gregorius  mengatakan  sangat setuju  atas pembatalan undang-undang tersebut  karena memang  bertentangan dengan amanat UUD 1945. Namun  ia mengharapkan agar para pembuat undang-undang lebih cerdas lagi  sehingga  tidak cenderung menghamburkan  dana miliaran rupiah untuk sebuah undang-undang  tetapi hasilnya  juga tanpa hasil. Dan tentang pemerintahan baru 2014-2019, ia berharap siapapun yang menang di Pilpres  harus menjadi presiden yang  pro pada ekonomi kerakyatan.”Kita doakan, siapapun jadi presiden, ia harus mampu menjadikan koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional”, ujarnya menutup percakapan dengan mentik.***agus g thuru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar